Apakah pengertian Etika dan
Egois Menurut Para Ahli, serta Basis Teori Etika?
Berikut ini pengertian
etika menurut para ahli :
No
|
Nama
|
Tahun
|
Keterangan
|
1
|
Wahyuningsih
|
2006
|
Etika adalah penerapan dari proses dan teori
filsafat moral pada situasi nyata. Etika berpusat pada prinsip dasar dan
konsep bahwa manusia dalam berfikir dan tindakannya didasari nilai-nilai
|
2
|
Suseno
|
2009
|
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan
berbagai ajaran moral
|
3
|
Riady
|
Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189)
|
Menjelaskan bahwa etika dalam bahasa Latin
diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna
adat-istiadat yang realistis bukan teoritis.
|
4
|
Bertens
|
Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4)
|
Memaparkan pengertian etika dalam dalam bentuk
jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan.
|
5
|
Prof. Robert Salomon
|
2009
|
Etika dapat dikelompokkan menjadi dua definisi:
1. Etika merupakan karakter individu dalam hal ini
termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik.
2. Etika merupakan hukum social mengatur,
mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.
|
6
|
Aristoteles
|
Tidak Ada
|
Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni:
Terminius Technicus & Manner and Custom. Terminius Technicus ialah etika
dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan
atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua yaitu, manner and custom
ialah suatu pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat
kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang
sangat terikat dengan arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku
atau perbuatan manusia.
|
7
|
Dr. James J. Spillane SJ
|
Etika Profesi Hukum (2006)
|
Etics atau etika memperhatikan atau
mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral.
Etika mengarah atau menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan
objektivitas untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang
terhadap orang lain.
|
8
|
Drs. Sidi Gajabla
|
Tidak Ada
|
Menjelaskan etika sebagai teori tentang perilaku
atau perbuatan manusia yang dipandang dari segi baik & buruknya sejauh
mana dapat ditentukan oleh akal manusia.
|
9
|
Sumaryono
|
1995
|
Etika berasal dari istilah Yunani ethos yang
mempunyai arti adat-istiadat atau kebiasaan yang baik. Bertolak dari
pengertian tersebut, etika berkembang menjadi study tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain
itu, etika juga berkembang menjadi study tentang kebenaran dan ketidakbenaran
berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia.
|
10
|
Drs. Alex Gundur, Dalam Kurnato
|
1997
|
Etika sebagai pengetahuan tentang moral atau
kesusilaan, selain itu sebangai pengetahuan tentang perilaku atau tingkah
laku manusia. Dalam hal ini perilaku manusia memiliki ukuran antara kelakuan
baik sampai yang buruk
|
Berikut ini merupakan beberapa pengertian Egois :
No
|
Nama
|
Tahun
|
Keterangan
|
1
|
Menurut Bahasa
|
Tidak Ada
|
Egois berasal dari kata “ego” yang sebenarnya
bukanlah sesuatu yang negative. Ego dapat memiliki makna sebagai “aku”;
sebuah pribadi, diri sendiri, sebuah konsep individu tentang dirinya sendiri.
Tidak ada yang negative dari kata ini. ego justru merupakan suatu langkah
kebaikan dimana seorang individu sadar akan dirinya sendiri. Namun, ketika
kata “ego” diberi akhiran –is dan menjadi “egois”, artinya menjadi individu
yang mementingkan diri sendiri
|
2
|
Jenny Teichman
|
1998
|
Egoisme dapat dirumuskan baik dalam arti praktis
maupun dalam arti teoritis. Egoisme praktis merupakan perilaku yang diwarnai
cinta diri yang sistematik. Egoisme teoritis merupakan teori yang mendasarkan
moralitas pada kepentingan diri.
|
3
|
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
|
Tidak Ada
|
Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan
dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme
berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan
orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat.
Istilah lainnya adalah "egois". Lawan dari egoisme adalah
altruisme.
|
4
|
Max Stirner
|
Tidak Ada
|
Max Stirner memandang Egoisme sebagai tujuan
hidup.
|
5
|
Sigmund Freud, Ahli ilmu psikologi
|
Tidak Ada
|
Ada beberapa hal yang harus dimengerti, dalam ilmu
psikologi seseorang memiliki 3 struktur jiwa. yaitu sebagai id, ego dan
superego.
1. Id merupakan
komponen kepribadian manusia yang sudah ada sejak lahir. Menurut Freud, id
merupakan komponen utama kepribadian yang mendapatkan dorongan dari prinsip
kesenangan, untuk memperoleh kepuasan segera dari semua keinginan, dan
kebutuhan. Apabila kebutuhan ini tidak terpuaskan, maka manusia tersebut akan
menjadi cemas dan tegang. Ex : rasa lapar atau haus yang harus segera
terpuaskan dengan makan atau minum.
2. Ego
merupakan komponen kepribadian yang memiliki tanggungjawab dalam menangani
perilaku naluriah dengan realitas. Ego ini muncul menangani dorongan id
dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan masyarakat, dimana ego akan
bekerja karena adanya prinsip realitas. Dengan adanya ego, id akan dipuaskan
dengan adanya proses dengan waktu dan tempat yang tepat
3. Superego
menjadi aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral
dan cita-cita yang selama ini kita dapat dari masyarakat dan keluarga. Dari
superego kita dapat mendapat pedoman dalam membuat penilaian, dimana ada dua
sistem dari superego yaitu ideal ego dan hati nurani.
|
6
|
Serapan asing dan bahasa Indonesia
|
Tidak Ada
|
kata egois berarti orang yang mementingkan diri
sendiri, tidak peduli akan orang lain atau masyarakat
|
7
|
Friedrich Wilhelm Nietche
|
Tidak Ada
|
Teori eogisme atau egotisme diungkapkan oleh
Friedrich Wilhelm Nietche yang merupakan pengkritik keras utilitarianisme dan
juga kuat menentang teori Kemoralan Sosial. Teori egoisme berprinsip bahwa
setiap orang harus bersifat keakuan, yaitu melakukan sesuatu yang bertujuan
memberikan manfaat kepada diri sendiri. Selain itu, setiap perbuatan yang
memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan satu perbuatan yang
buruk jika merugikan diri sendiri.
|
8
|
Kamus bahasa Indonesia online
|
Tidak Ada
|
egois berarti tingkah laku yang didasarkan atas
dorongan untuk keuntungan diri sendiri dari pada untuk kesejahteraan orang
lain atau segala perbuatan dan tindakan selalu disebabkan oleh keinginan
untuk menguntungkan diri sendiri
|
9
|
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
|
Tidak Ada
|
Egoisme adalah tingkah laku yang didasarkan atas
dorongan untuk keuntungan diri sendiri daripada untuk kesejahteraan orang
lain.
|
10
|
Farid Poniman, Indrawan Nugroho dan Jamil Azzaini
|
2007
|
Egois adalah orang yang hanya memikirkan diri
sendiri. Dia tidak peduli pada nasib orang lain. Kecerdasan emosionalnya
rendah. Dia tidak disenangi banyak orang. Bila berbicara ia tak peduli dengan
perasaan orang lain. Bila ada pembagian sesuatu ia mementingkan dirinya
sendiri. Ia tak pernah berpikir bahwa perbuatannya menyebabkan banyak orang
yang dirugikan.
|
Basis Teori Etika
1.
Etika Teleologi
Teleologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu telos yang memiliki arti tujuan. Dalam hal mengukur baik
buruknya suatu tindakan yaitu berdasarkan tujuan yang akan dicapai atau
berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari tidakan yang telah dilakukan. Dalam
tori teleologi terdapat dua aliran, yaitu.
a.
Egoisme etis
Inti
pandangan dari egoisme adalah tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri sendiri.
b.
Utilitarianisme berasal dari bahasa
Latin yaitu utilis yang memiliki arti bermanfaat. Menurut toeri ini, suatu
perbuatan memiliki arti baik jika membawa manfaat bagi seluruh masyarakat ( The
greatest happiness of the greatest number ).
2.
Deontologi
Deontologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu deon yang memiliki arti kewajiban. Jika terdapat pertanyaan
“Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak karena buruk?”.
Maka Deontologi akan menjawab “karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita
dank arena perbuatan kedua dilarang”. Pendekatan deontologi sudah diterima oleh
agama dan merupakan salah satu teori etika yang penting.
3.
Teori Hak
Dalam pemikiran moral
saat ini, teori hak merupakan pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak ini
merupaka suatu aspek dari teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia adalah sama.
Oleh karena itu, hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4.
Teori Keutamaan ( Virtue )
Dalam teori keutamaan
memandang sikap atau akhlak seseorang. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan seseorang untuk
bertingkah laku baik secara moral. Contoh sifat yang dilandaskan oleh teori
keutamaan yaitu kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras dan hidup yang
baik.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar